Olympiade olahraga siswa nasional yang diselenggarakan di Kalimantan Timur digelar di dua kota yaitu Balikpapan dan Samarinda. Secara umum panitia telah mempersiapkan acara dengan baik mulai dari penyambutan para kontingen dari 33 provinsi di bandara Sepinggan , transportasi dan akomodasi terbilang sangat baik , bahkan lebih baik dari tahun tahun sebelumnya.
Namun dari berbagai cabor yang diselenggarakan tersebut sangat disayangkan pada cabang olahraga renang penyelenggaraan sangat buruk , Acara yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 1 juli 2013 tersebut terpaksa mengalami perubahan jadwal , pasalnya ada masalah pada peraturan dan ketentuan lomba , bahwa pada ketentuan lomba dijelaskan bahwa Perenang yanng sudah masuk atau sudah pernah manjadi juara nasional tidak diperkenankan mengikuti kompetisi , Hal ini menjadi perdebatan dengan pihak panitia karenan masih ada beberapa provinsi yang memaksakan untuk tetap menurunkan atiltnya yang sudah menjadi juara pada Kejurnas renang 2013 dan Krapsi 2012 , dengan alasan bahwa ketentuan pada juklist masih samar , padahal pada tahun sebelumnya ada peraih medali yang juga pernah menjadi juara nasional dipaksa untuk menyerahkan kembali medalinya,
Panitia juga tidak memiliki data base cabang renang O2SN , sehingga tidak meneliti atlit atlit dari berbagai provinsi , perdebatan berlangsug pada jadwal hari pertama ,panitia setempat tidak mampu memberi keputusan dengan adil , sehingga terpakasa mendatangkan dirjen disdikdari panitia pusat, Nah di sisnilah ketidak adilan berlaku , di bawah ancaman hirarki seluruh hpeserta dipaksa harus melaksanakan kompetisi ,akhirnya dengan terpaksa seluruh provinsi melaksanakan lomba , karena takut diancam oleh pejabat pusat .Dengan pelaksanaan lomba sesuai dengan buku acara yang sudah dibuat dimana buku acara tersebut memuat juara nasional .
Bukan hanya ketentuan dan peraturan O2SN yang dialnggar bahkan Venue kolam renang sangat buruk untuk penyelenggaraan even tingkat nasional. Kolam rrenang berukuran 25 m dengan debit air yang tidak over flow , bendera pembalikan yang seadanya , batasan under water 15m tidak ada, tidak ada scoring board. Yang sangat memalukan ada petugas yang menggunakan sandal sebagai alas kaki.
Alhasil dengan kondisi venue seperti ini banyak atlit yang mengeluhkan karena sulitnya meakukan pembalikan , beberapa atlit saat pembalikan kakinya menyangkut pada lubang di tepi kolanm yang terdapat besi pipa, bahkan ada yang mengalami cedera , terluka.
Lomba yang direncakan 2 hari yaitu tanggal 1 juli dan tanggal 2 juli akhirnya dipaksakan dilaksanakan sehari saja pada tanggal 2 juli denga dua sesi , pagi dan sore.
Kami berharap di masa yang akan datang kejadian buruk serupa tidak terjadi lagi , di mana kualitas dan prestasi anak didik menjadi korbannya.